
Jakarta, Swamedium.com – Pemerintah terus menggalakkan program kepemilikan rumah subsidi guna mendukung masyarakat memiliki rumah sendiri. Tahun 2016, Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (PUPR) melibatkan 19 bank umum maupun bank pembangunan daerah (BPD) untuk menyalurkan KPR subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Berdasarkan info dari kprperumahan.com, pada skema KPR Bersubsidi FLPP yang baru, Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) akan dikenai bunga KPR 5% cicilan tetap (flat) selama 15-20 tahun dan juga bisa memperoleh bantuan uang muka dari pemerintah sebesar Rp 4 juta/MBR.
Kategori MBR merupakan pekerja formal yang berpenghasilan di bawah Rp 4 juta bagi yang akan membeli rumah tapak, maupun MBR yang bergaji di bawah Rp 7 juta/bulan bagi yang akan membeli rusun/apartemen subsidi dengan skema KPR rumah bersubsidi FLPP.
Ketentuan KPR Bersubsidi FLPP
Pemerintah juga menetapkan beberapa ketentuan seperti:
– Uang muka mulai 1%
– Suku Bunga 5% fixed selama jangka waktu KPR, dan telah termasuk premi asuransi jiwa dan asuransi kebakaran
– Jangka waktu KPR sampai 20 tahun
*Berikut Daftar Bank Penyalur KPR Subsidi (FLPP) tahun 2016 :*
1. Bank Tabungan Negara (BTN)
2. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah
3. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
4. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah
5. Bank Mandiri
6. Bank Negara Indonesia (BNI)
7. Bank Artha Graha
8. Bank Mayora
*Bank Pembangunan Daerah (BPD) penyalur FLPP:*
1. Bank Sumut
2. Bank Sumsel Babel
3. Bank Riau Kepri
4. Bank Nagari
5. Bank BJB
6. Bank Jatim
7. Bank Kalteng
8. Bank Kalsel
9. Bank NTB
10. Bank NTT
11. Bank Papua
Harga Rumah Bersubsidi
Harga jual rumah bersubsidi ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 113/PMK.03/2015. Batasan harga rumah subsidi berbeda-beda tergantung daerah masing-masing.
Rumah bersubsidi ini harganya ditetapkan oleh pemerintah. Kalau yang komersial itu harganya mengikuti mekanisme pasar.Harga rumah subsidi juga direncanakan akan mengalami kenaikkan sebesar 5% setiap tahunnya. Bank Penyalur KPR Subsidi 2016 terbanyak masih dilakukan oleh bank BTN. Meskipun begitu, penyerapan KPR Bersubsidi masih kurang atau dibawah target. (maida)